Jumat, 30 Mei 2008

TIPS HANDAL BERMAIN GOLF


Walaupun aku belum menjadi golfer, namun dulu pernah mencoba. Kata orang ada jurus handal untuk para golfer, berikut petikannya :

Lapangan golf sekarang makin menjadi industri yang menggiurkan. Lihat saja, di Indonesia saat ini sudah lebih dari 80-an lapangan dioperasikan. Mulai dari yang memiliki hanya 9 holes sampai yang sudah menyediakan 36 holes. Bahkan ada juga driving range yang menyediakan 9 holes hanya green-nya saja untuk orang dapat berlatih pitching dan putting. Dari sebelah Barat di kota Banda Aceh sampai di belahan Timur di kota Manado terbentang lapangan golf dengan beragam design dan tentunya beragam tantangan pula.

Belasan hektar diperlukan untuk suatu lapangan dan ratusan pekerja dikerahkan untuk mengoperasikannya. Belum lagi penyediaan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya misalnya kolam renang, fitness center, musholla dll. Golf memang sudah hampir menjadi kebutuhan para eksekutif sehari-hari. Tiada bisnis rasanya yang tidak dapat didiskusikan di lapangan golf sambil memukul si bundar kecil yang keras itu, dan berjalan menikmati udara terbuka dan areal yang luas menghijau itu.

Selain tempat bertukar pikiran dan bisnis, sebagai salah satu cabang olahraga golf pun tetap bertahan sebagai cabang yang banyak digemari. Di Indonesia saja sudah rutin diselenggarakan kejuaraan baik berskala nasional maupun internasional. Sebagai olahraga memang golf ini melatih ketenangan dan kesabaran, juga latihan pernapasan dan kekuatan kaki. Bayangkan, sekali bermain 18 holes, sekitar 6-7 km sebenarnya jarak yang dijalani oleh para pegolf.

Supaya tidak semakin katro dan ndeso, setidaknya mengikuti budaya massa di era global ini, berikut ini ada sedikit tips supaya ‘pinter’ main golf.

1. Terlahir sebagai anak caddie,
Terlahir sebagai anak caddie, tinggal dekat lapangan golf mungkin tips terbaik untuk menjadi pemain golf yang handal. Tiger Woods adalah contoh terbaik untuk tips ini. Lahir dari pasangan Afro-Amerika-Thailand, Tiger sejak kecil sudah dilatih golf oleh sang ayah.

2. Belajar swing pertama umur 5 tahun,
Driving range umumnya diisi orang yang ‘tua’ dan anak-anak kecil. Anak-anak kecil ini kelak akan menjadi pemain golf yang handal. Panjang lingkar perut anda menentukan kualitas swing yang dihasilkan. Seperti dalam terminologi olahraga manapun: ‘lebih cepat dilakukan lebih baik’.

3. Punya tetangga penggemar golf,
Tetangga, memungkinkan anda berangkat ketempat golf bersama-sama. Tetangga, paling tidak meyakinkan istri anda bahwa anda berangkat bersama si tetangga memang untuk bermain golf. Bukan ketempat-tempat yang aneh-aneh.

4. Punya teman kantor penggila golf,
Golf itu olahraga pagi, tee off untuk turnamen dilakukan jam 5.30. Driving paling menyenangkan juga dilakukan pagi hari. Dengan punya teman kantor penggila golf, paling tidak jadwal untuk bermain golf sudah disesuaikan dengan jam kantor. Iya kan, kecuali kita eksekutif tingkat tinggi yang fleksibel waktunya.

5. Punya sahabat pencinta golf,
Swing pertama anda mungkin sangat memalukan, mungkin butuh berkali-kali latihan untuk melihat bola hanya meluncur 10 m, sementara anak kecil disamping anda sudah melambungkan bola golf entah kemana. Sahabat baik memungkinkan anda mencintai golf lebih cepat.

6. Punya (life) consultant juga pengagum golf,
Golf is a game of controlled emotion, golf is a game of confidence, golf is about integrity, about honour. Dan segala jargon-jargon populer lain tentang golf. Pelajaran-pelajaran awal tentang golf adalah pelajaran tentang prinsip-prinsip kehidupan. Golf paling tidak mengajarkan kita untuk percaya diri dan menghargai orang lain. Dalam banyak hal, nilai-nilai dalam golf bisa membantu kita menjalani hidup lebih baik. Atau sebaliknya, dengan hidup yang lebih baik kita bisa memainkan golf dengan lebih cantik.

7. Punya pacar/istri yang mengerti bahwa pacar/suaminya mulai mencintai golf.
Golf is very time consuming, paling tidak kalau harus mengikuti turnamen. Tapi, pun hanya meluangkan waktu sabtu/minggu untuk sekedar driving. Buat beberapa orang, melihat suaminya pergi ‘bersenang-senang’ bisa jadi membuat suasana jadi kesal. Dukungan istri, sudah dipastikan membuat pikiran anda lebih tenang dan swing pun menjadi lebih baik.

8. Punya anggaran khusus perbulannya untuk main golf. Peralatan golf dan green fee butuh biaya yang tidak sedikit, kecuali kalau dibayarin. Belajar golf dari kecil juga costly karena begitu tubuh meninggi/membesar, mesti ganti stick. Apalagi di Indonesia masih gagap budaya, sebelum main membanding-bandingkan stick dulu, apa brandnya? Beli di mana? Shaftnya nippon made bukan? Meskipun demikian, untuk tahap awal belajar golf memang tidak perlu bergantung pada brand. Pakai yang murah juga bisa karena tahap awal kita belajar how to right swing. Sekarang, dengan semakin banyak dibangunnya lapangan golf maka akan semakin murah green fee-nya. Bila Anda tidak punya anggaran khusus, pintar-pintarlah berteman supaya Anda bisa diajak main gratis.

9. Mencari lapangan golf yang baik. Di antara banyak alasan kenapa permainan jelek atau tidak berkembang adalah kondisi lapangan golf yang murah. Mulai dari kualitas rumput fairway-nya yang jelek lah –tidak terlihat perbedaan antara rumput di fairway dan di rough; kualitas green-nya yang jelek-lah. Berbeda kondisinya main golf di lapangan yang tarifnya mahal. Rumputnya lebih bagus, green-nya juga oke. Pendek kata, rasanya plong sekali pas memukul bolanya.

Kalau biasanya nge-drive dari tee-box di lapangan yang murah selalu meleset ke sana kemari, dan bahkan tidak melaju kencang bolanya. Di lapangan yang mahal drive pun jadi lebih oke dan jauh. Pun ketika memukul bola dari fairway, terasa lebih enak dan lebih mantap. Chip-shot pun jadi lebih terukur dan terarah karena rumput yang lebih bagus. Juga ketika menyelesaikan satu hole dengan putting di green, juga lebih terarah dan terukur.

Bagi sebagian kalangan, kondisi ini sudah menyangkut psikologis, bahwa nyangkul di lapangan yang lebih mahal itu jauh lebih enak. Meskipun skor tidak berbeda jauh antara main di lapangan murah maupun mahal, setidaknya bisa berkata, “Biar skor jelek, yang penting puas.” Ada prestise tersendiri yang dialami golfer dengan sesuatu yang ‘mahal’ dan ‘eksklusif’, meskipun mungkin itu hanya ada dalam benaknya sendiri

Apa benar para golfer tips di atas.......

Rabu, 21 Mei 2008

CARA MUDAH BERMAIN GOLF


Persepsi luas yang melihat golf sebagai sebuah olahraga mahal hingga sekarang masih melekat kuat di sebagian masyarakat.
Persepsi ini bisa dimengerti. Karena selama ini para pegolf yang datang ke padang-padang golf, selalu mengendarai kendaraan pribadi. Dan di Indonesia, setiap orang yang memiliki kendaraan pribadi, masih dianggap sebagai anggota kelompok masyarakat berpunya, berstatus sosial yang lebih tinggi atau masuk kategori kelas menengah. Belum lagi, kalau melihat ada pegolf yang datang ke padang golf memang sengaja ”pamer”, mulai dari pamer kendaraan, pamer pakaian, sampai dengan pamer asesoris. Maka bagi orang yang tidak mengerti esensi secara benar tentang golf, makin lengkap dan bertambah kuatlah kesan tersebut bahwa golf memang sebuah kegiatan yang mahal!
****
Keberadaan golf di Indonesia memang belum lagi seperti di negara-negara seperti Inggeris, Amerika atau Australia. Di mana yang dijadikan ukuran untuk menilai seorang pegolf adalah melalui penampilan luarnya. Yakni dari kendararaan yang digunakannya ke padang golf, merek stik dan tas golf yang dikeluarkan dari bagasi kendaraan, serta pakaian yang dikenakan hingga asesoris yang sebetulnya tidak terlalu diperlukan. Dan ironisnya, berhubung belum ada pegolf senior yang bersedia (berani) memberikan sosialisasi tentang hal ini, maka persepsi keliru ini, makin dianggap sebagai sesuatu yang benar. Padahal untuk menilai apakah seseorang itu betul-betul seorang pegolf, semestinya harus dilihat dari kemampuannya bermain atau pada angka berapa handicap-nya bertengger. Juga ketika ia bermain di lapangan, sejauh mana ia mempraktekkan tata cara yang sesuai dengan aturan. Termasuk etika.
****
Di tiga negara yang disebutkan di atas, di mana golf sudah merupakan olahraga masyarakat luas, tidak semua pegolf yang ingin main golf lantas selalu datang ke padang golf dengan mengendarai kendaraan pribadi. Mereka datang ke padang golf cukup mengendarai kendaraan umum : taksi, bis bahkan kereta api. Ketika melakukan tee off, mereka tidak dilayani oleh caddy. Semuanya dilakukan sendiri, secara mandiri. Soalnya golf sudah begitu merakyat.
Di daerah Queensland, Australia, misalnya, kawasan pantai yang paling banyak disinari matahari sepanjang tahun dan juga terkenal sebagai kawasan wisata yang memiliki banyak padang golf, bukan hanya mereka yang ”berkerah putih” atau ”white collar” yang sering kelihatan bermain golf. Tapi juga termasuk para sopir taksi , pengemudi bis, ataupun buruh bangunan. Sopir-sopir taksi di Queesland, rata-rata menyimpan atau membawa beberapa perangkat golf di kendaraannya. Seperti sebuah ”driver”, kayu nomor lima, besi nomor lima, tujuh, pitching, sand wedge dan putter. Oleh karena itu bila anda berada di Queensland, jangan kaget jika anda berjumpa dengan sopir taksi, yang mempunyai handicap ”single”. Sopir taksi seperti itu, bisa mempunyai handicap ”single”, karena ia memainkan golf sebagai salah satu kegiatan hidupnya. Manakala sepi penumpang dan kebetulan berada di sekitar padang golf umum, sopir tersebut langsung saja memarkir kendaraannya di club house, lalu membayar green fee dan bermain 9 hole atau lebih. Karena kegiatan ini menjadi rutin, maka jadilah ia seorang sopir sekaligus pegolf.
Masih di negara seperti Australia, seorang sopir taksi yang menjemput tamu asing di bandara atau hotel, tiba-tiba saja menjadi ramah dan bersahabat, ketika ia ikut menggotong tas yang berisikan stik golf ke dalam bagasi. Keramahan itu ia perlihatkan melalui sapaan kata-kata simpatik seperti : ”Berapa handicap tuan?” atau ”….wah ini hari yang baik untuk golfing”. Kemudian sebelum berpisah, ia masih memberi informasi di mana lapangan golf yang bagus dan menutupnya dengan: ”semoga tuan main bagus”. Situasi mana tidak akan pernah atau jarang sekali kita temui di Indonesia. Seorang sopir taxi (di Indonesia) yang mengangkut penumpang dengan bagasi stik golf, boleh jadi akan berfikir lain.
****
Dalam beberapa hal, memang ada benarnya golf sebagai sebuah kegiatan olahraga yang mahal. Betapa tidak, ketika seseorang memutuskan untuk menjadi pegolf, maka biasanya yang dia lakukan pergi ke toko golf. Celakanya lagi, kalau ia pergi sendirian dan tanpa minta saran dari rekan yang sudah menekuni golf. Maka ketika tiba di toko golf yang dia tanyakan adalah mana stik golf yang paling baru. Atau mana yang paling mahal. Mana yang dipakai oleh para juara. Si penjual pun pasti sudah tahu, bahwa calon pembeli tersebut, seorang pegolf yang belum bisa main golf. Bila kebetulan di toko tersebut ada stik seperti yang ditanyakan, maka jadilah si pegolf (baru) ini sebagai penyebar persepsi yang keliru tentang cara bermain golf (yang murah). Bisa dibayangkan, kalau seseorang yang duitnya tidak punya seri dan sangat menjaga penampilan dan gengsi pribadi, lalu ditawari sebuah stik - katakanlah - merek ”Honma” (Jepang), bintang lima. Ditambah dengan bumbu-bumbu si penjual, maka stik golf berharga di atas Rp. 100,- juta itu, serta merta langsung dibeli.
Padahal permainan golf tidak ditentukan oleh mahal tidaknya sebuah stik. Stik yang baru juga bukan jaminan. Stik golf yang murah dan bekas, tidak serta merta tak akan cocok bagi pemula atau pun para pegolf handal ber-handicap ”single”. Di Jakarta atau Indonesia pun sebetulnya banyak stik murah, bekas yang masih sangat layak untuk digunakan oleh pegolf.
Di toko-toko golf yang khusus menjual stik-stik bekas, sebuah perangkat golf lengkap bahkan ada yang bisa dibeli dengan harga di bawah Rp. 1,- juta. Coba bandingkan perlengkapan ini dengan yang diperlukan oleh seorang pamin bulutangkis atau tennis.
Bola golf memang relatif mahal. Tapi untuk pemula, menggunakan bola-bola bekas pun sangat dianjurkan. Bola bekas yang berharga Rp3.000-an banyak dijual di setiap hole oleh para ”retailer” bola bekas. Di sini jelas bedanya antara bola golf dan bola tennis atau bulutangkis. Bola golf bisa dipakai sampai bulanan atau tahunan, sepanjang bola tersebut tidak hilang atau masuk kolam air atau hutan berular.
Dan masih banyak lagi cara lain yang bisa dilakukan, sehingga siapapun bisa memainkan golf dengan cara (harga) murah. Kuncinya tergantung pada anda sendiri. Sama halnya dengan permainanan golf sendiri. Skor yang bisa kita cetak, bukan tergantung pada orang lain, lawan main, melainkan pada diri kita sendiri. ****
Diambil dari D Manangka